您的当前位置:首页 > 热点 > Kian Sepi Pengunjung, Lika 正文
时间:2025-05-29 11:06:58 来源:网络整理 编辑:热点
Warta Ekonomi, Jakarta - Kompetisi dagang yang yang terjadi di platform e-commerce memberikan dampak quickq安卓版官方下载网址
Kompetisi dagang yang yang terjadi di platform e-commerce memberikan dampak yang sangat besar terhadap para penjual konvensional. Kemiringan harga barang di e-commerce membuat pasar tradisional seolah tidak menarik lagi untuk dikunjungi.
Bahkan, Pasar Tanah Abang, yang merupakan salah satu pusat dagang tekstil terbesar di Asia Tenggara, dikabarkan sepi pengunjung. Padahal, dahulu pasar ini dikenal sebagai pasar yang dimana pengunjungnya selalu berdesak-desakan.
Baca Juga: Harga Beras Mulai Meroket, Pemprov Jabar Bakal Gencar Gulirkan Operasi Pasar
Diketahui bahwa, pusat grosir yang terdiri atas 4 blok tersebut, sudah tidak seramai dahulu. Sorak-sorak dari pengunjung maupun pembeli sudah jarang terdengar. Bahkan, pada lobby utama Blok B, jumlah pengunjungnya dapat dihitung dengan jari.
Sepinya pengunjung di pasar tersebut lantas membuat omzet para pedagang turun drastis. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang akhirnya terpaksa gulung tikar akibat beban operasional yang tak terbayarkan lantaran pemasukkan yang diterima nyaris nol.
Beberapa menilai bahwa menurunnya jumlah pengunjung di pasar tradisional tersebut tak lain dan tak bukan adalah karena hadirnya pandemi covid-19 yang menyebabkan peralihan kebiasaan belanja dari offline ke online.
Pandemi Covid-19, Dorong Tumbuhnya e-Commerce dan Singkirkan Pasar Tradisional
Pandemi COVID-19, yang pertama kali muncul pada awal tahun 2020, telah mengubah tatanan kehidupan secara drastis. Selain berdampak pada kesehatan global, pandemi ini juga telah mengubah cara kami berbelanja dan berinteraksi sosial. Salah satu sektor yang terkena dampak besar dari pandemi adalah pasar offline atau pasar tradisional.
Pasar offline seperti pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko-toko fisik mengalami penurunan signifikan dalam jumlah pengunjung sejak pandemi COVID-19 melanda. Pembatasan sosial, lockdown, dan ketidakpastian kesehatan membuat banyak orang memilih untuk berbelanja secara online atau mengurangi kunjungan ke tempat-tempat fisik. Hal ini secara langsung berdampak pada pendapatan pedagang dan bisnis di pasar offline.
Perilaku berbelanja secara online tersebut pun berlanjut hingga masa pasca pandemi. Masyarakat menjadi lebih terbiasa untuk berbelanja secara online, karena dinilai lebih efektif dan efisien. Ditambah lagi, harga barang yang relatif murah, hadirnya diskon-diskon dan juga promo gratis ongkir menjadikan belanja melalui e-commerce lebih menarik dibandingkan berbelanja di pasar tradisional.
Berdasarkan laporan yang berjudul “Navigating Indonesia’s E-Commerce: Omnichannel as the Future of Retail” yang diterbitkan oleh perusahaan e-commerce enabler, SIRCLO, dikatakan bahwa 74,5 persen konsumen lebih banyak berbelanja online daripada berbelanja offline.
Selanjutnya, laporan mencatat bahwa dampak pandemi telah mengakibatkan sekitar 17,5 persen dari konsumen yang sebelumnya berbelanja secara offline mulai mencoba berbelanja secara online. Beberapa saluran penjualan yang digunakan oleh konsumen untuk berbelanja secara online, termasuk di antaranya adalah marketplace, media sosial, dan situs web.
Tidak hanya itu, laporan tersebut juga menyebut bahwa di awal tahun 2021, terdapat peningkatan signifikan dari 11 persen menjadi 25,5 persen dalam jumlah konsumen yang memilih untuk berbelanja secara eksklusif secara online. Menariknya, sebanyak 74,5 persen dari konsumen yang tetap mempertahankan kebiasaan berbelanja secara offline dan online selama pandemi lebih banyak melakukan pembelian mereka secara online..
Peningkatan jumlah peralihan dari belanja offline ke online pun membuat omzet pedagang offline rontok. Sebut saja Agusfiati, salah satu pedagang di Pasar Tanah Abang tersebut mengungkap bahwa omzet penjualannya mengalami penurunan yang sangat drastis akibat adanya persaingan dari e-commerce.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Akankah Investor Asing Tunda Investasi di Pasar Saham Indonesia?
“(Dulu) kalau Sabtu-Minggu, ada 10 juta. Kalau hari-hari biasa 3 juta. Sekarang boro-boro dapat segitu, kadang nggak laku sama sekali. Gara-gara nggak ada pengunjung. Kadang laris 100 ribu, sudah habis buat makan,” ujarnya dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Senin (18/9/2023).
Halaman BerikutnyaHalaman:
Fakta Pernyataan Pedas Ahok yang Belakangan Dibantah Soal Jokowi2025-05-29 11:04
Akamai Firewall for AI, Perlindungan Canggih untuk Amankan Aplikasi2025-05-29 10:38
Daftar Warna yang Bawa Keberuntungan di Tahun 20252025-05-29 10:24
Pj Gubernur DKI: Penonaktifan NIK Warga KTP DKI Tak Tinggal di Jakarta Bukan karena Perpindahan IKN2025-05-29 10:01
Kapasitas GBK Penuh, Massa Prabowo2025-05-29 09:51
RI–Thailand Sepakati Kerjasama Kesehatan, Prabowo: Penting untuk Antisipasi Kemungkinan Pandemi Baru2025-05-29 09:40
Kominfo Sebut Masalah Judol Tak Akan Pernah Tuntas Sampai Kiamat2025-05-29 09:35
Paspor Indonesia Bisa Bebas Visa di 6 Negara Eropa Ini2025-05-29 09:19
Tingkatkan Daya Saing UMKM di Pasar Global, Kominfo Bersama Kemendag dan Lazada Gelar Pelatihan2025-05-29 09:03
Majukan Industri Kreatif di Bali, Wamen Ekraf Dukung PICA FEST2025-05-29 08:35
波士顿伯克利音乐学院排名如何?2025-05-29 11:00
Kejagung Sita 7,7 Kg Emas dalam Kasus Korupsi 109 Ton Emas2025-05-29 10:35
IHSG Hari Ini Berakhir Nanjak 0,49% ke Level 7.141, Saham BBCA, BMRI dan ADRO Paling Laris2025-05-29 10:03
Minho SHINee Ingin Wisata ke Bromo, Shawol Indonesia Mau Temani?2025-05-29 09:54
法兰克福音乐学院排名2025-05-29 09:45
PKB Resmi Dukung Bobby Nasution sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara 20242025-05-29 09:29
Wamen Ekraf Dorong Kolaborasi Ciptakan Ekosistem Kreativitas di Bandara2025-05-29 09:16
Kali Ciliwung Meluap, Permukiman Kebon Pala Banjir hingga 1,5 Meter2025-05-29 09:02
6 Manfaat Minum Jamu Kunyit Asam, Bisa Bikin Panjang Umur2025-05-29 08:37
Sambut HUT Jakarta, Pemprov DKI Gelar Uji Emisi Akbar2025-05-29 08:25